cinta 1
Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak,
yaitu : ada CINTA, KEKAYAAN, KECANTIKAN, KESEDIHAN, KEGEMBIRAAN dan sebagainya.
Awalnya mereka hidup berdampingan dengan baik dan saling melengkapi. Namun
suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba
naik semakin tinggi dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau
cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri.
CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai
perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu
air makin naik membasahi kaki CINTA. Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang
mengayuh perahu. "KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong aku!" teriak CINTA.
Lalu apa jawab KEKAYAAN, "Aduh! Maaf, CINTA!" kata KEKAYAAN. "Perahuku telah
penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini
tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu KEKAYAAN
cepat-cepat mengayuh perahunya pergi meninggalkan CINTA tenggelam.
CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan
perahunya. "KEGEMBIRAAN! Tolong aku!", teriak CINTA. Namun apa yang terjadi,
KEGEMBIRAAN terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tuli tak
mendengar teriakan CINTA.
Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.
Tak lama lewatlah KECANTIKAN. "KECANTIKAN! Bawalah aku bersamamu!", teriak
CINTA. Lalu apa jawab KECANTIKAN, "Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. Aku tak
bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut
KECANTIKAN.
CINTA sedih sekali mendengarnya. CINTA mulai menangis terisak-isak. Apa
kesalahanku, mengapa semua orang melupakan aku. Saat itu lewatlah KESEDIHAN.
Lalu CINTA memelas, "Oh, KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu", kata CINTA. Lalu
apa kata KESEDIHAN, "Maaf, CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian
saja...", kata KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya.
CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. CINTA
terus berharap kalau dirinya dapat diselamatkan. Lalu ia berdoa kepada
Tuhannya, oh Tuhan tolonglah aku, apa jadinya dunia tanpa aku, tanpa CINTA?
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "CINTA! Mari cepat naik ke
perahuku!" CINTA menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua reyot
berjanggut putih panjang sedang mengayuh perahunya. Lalu cepat-cepat CINTA naik
ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Kemudian di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi
lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar, bahwa ia sama sekali tidak mengetahui
siapa orang tua yang baik hati menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya
kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.
"Oh, orang tua tadi? Dia adalah "WAKTU", kata orang itu. Lalu CINTA bertanya
"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang
mengenalku pun enggan menolongku", tanya CINTA heran. Sebab", kata orang
itu,"hanya WAKTU lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari CINTA itu. (As-sai)